Selamat Datang Di Blog KAMMI UNISSULA

UNISSULA, Kemarin, Hari ini dan Besok



Masjid Abu Bakar As-Segaf UNISSULA
Sungguh suasana luar biasa yang kurasakan, dalam hirupan udara segar kampus tercinta. Suasana subuh yang menyejukkan, kulangkahkan tiap pijakan kaki menuju sebuah tempat penuh makna bagi setiap muslim, ya itulah masjid. 
UNISSULA memiliki nama menarik untuk menyebutkan gedung ini, yaitu Masjid Abu Bakar Assegaff. Tiap waktu senantiasa berganti, masa pun ikut beralih bersama putaran waktu. Untuk sekian kalinya aku berada di lantai dua, ya itulah tempat sholat untuk akhwat, dipisahkan dengan jama’ah ikhwan yang berada di lantai satu. Itulah salah satu keistimewaan masjid ini di banding masjid kampus lain, hal ini juga salah satu yang menjadi alasan aku bangga dengan UNISSULA. 

Tempat wudlupun terpisah dan tertutup. Sampailah aku di atas, kupandangi sekitar. Terbesit sedikit kekecewaan disana, sejenak aku berfikir ternyata tak jauh beda dengan dulu. Pikiranku menerawang jauh saat pertama kali aku ikut jama’ah sholat subuh di masjid ini, untuk jama’ah akhwat sangat miris, sekitar 2-3 jamaah, lebih miris lagi pernah aku hanya sebagai jama’ah tunggal untuk akhwat disana, dan untuk ikhwan juga tidak pernah penuh satu baris. Hal inikah yang terjadi dengan umat hari ini? Padahal mereka musuh-musuh islam akan bergidik ngeri dan takut terhadap umat islam tatkala jamaah sholat subuh umat islam sama/ bahkan lebih dari saat sholat jumat. Seakan segalanya haya menjadi sebuah kalimat yang kosong. Tak dipedulikan, dan dibuang. 
Ada harapan lebih baik tatkala bulan ramadhan kemarin, jamaah alhamdulillah bertambah, lumayan untuk ukuran kebiasaan. 2-3 orang menjadi 5-10 orang jama’ah akhwat bahkan lebih banyak lagi. Mungkin orang akan berfikir untuk akhwat tidaklah wajib, jadi lebih baik jama’ah di rumah saja. Ya mungkin benar pendapat demikian, namun akan lebih baik mana jika dengan sholat berjama’ah di masjid kampus akan lebih menambah pahala karena jumlah kaki melangkah lebih banyak, selain itu tidak ada jaminan kita benar-benar bisa sholat berjamaah di rumah/ asrama kalau teman kamar sulit dibangunkan, lalu akan lebih baik juga jama’ah di masjid adalah usaha memakmurkan masjid. 
Oleh karena itu untuk alasan demikian mana yang akan kita pilih sekarang? Hal yang semakin membanggakan saat bulan ramadhan kemarin di masjid UNISSULA adalah selesai sholat dhuhur berjamaah beberapa jama’ah dimana sebagian besar adalah karyawan UNISSULA, berderetan di belakang untuk melantunkan ayat-ayat indah dalam sebuah mushaf al-qur’an. Subhanallah...seandainya hal ini terjadi bukan hanya saat bulan ramadhan saja, masjid ini akan menjadi rumah allah yang penuh kerahmatan dan berkah. Itu hari kemarin, lalu sekarang? Apa yang ku saksikan ? ku berjalan mengambil mukena dan bersiap untuk sholat sunah, agak kecewa karena jama’ah akhwat hanya aku disana, perih...impian selama bulan ramadhan kemarin di masjid Abi Bakar Assegaf ramai jama’ah secara terus menerus mungkin hanyalah hayalan kosong belaka. 
Sholat sunah usai, iqomahpun telah terdengar aku persiapkan hati dan posisi di tengah untuk sholat, suasana terasa ricuh saat beberapa orang jama’ah yang tertinggal berlarian mengejar sholat jama’ah. Takbiratul ikhrampun mengawali sholat subuh hari ini, keadaan masih sama, aku adalah jama’ah akhwat tunggal, beberapa menit stelah itu, di luar dugaan jamaah akhwat yang tertinggal berlarian dan memposisikan di sebelahku. 
Rangkaian demi rangkaian sholat telah berlalu, setelah salam biasanya masing-masing jama’ah berjabat tangan untuk saling menyapa dan merekatkan ukhuwah melalui jabat tangan. Rasa haru terpancar dalan hatiku, setelah ku edarkan pandangan ke samping kanan kiri, jumlah jama’ah akhwat cukup banyak, bahkan lebih banyak dari sebelum ramadhan, meskipun tidak sebanding dengan saat bulan ramadhan. Yang mendominasi adalah wajah asing, mungkin itu mahasiswa baru, segala mimpiku semakin terbuka luas, ada secercah harapan besar disana. 
UNISSULA, di masjid Abu Bakar Assegaf, hari kemarin adalah sebuah awalan, hanya ada sedikit jama’ah yang menimbulkan sekelumit kekecewaan dan sedikit harapan, namun segalanya berubah karena waktu.UNISSULA Hari ini jama’ah lebih bertambah, secercah harapanpun muncul disana, ada optimisme besar yang terpancar, mungkin ini sebuah awalan bagi pondasi umat melawan iblis–iblis dunia fana. UNISSULA hari esok adalah sebuah tanda tanya, akan menjadi sebuah harapan besar yang terlahir. Akankah lebih baik dari hari ini? Atau bahkan sebaliknya?...na’udhubillah semoga menjadi lebih baik. Harapan bukan hanya sebuah angan-angan jika kitalah yang memulai. Marilah kita mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulai dari sekarang. Kitalah yang sebenarnya menjadi sebuah penentu dari sebuah mimpi dan harapan terbesar bagi UNISSULA.

Ditulis oleh Fatikhah Mei Asmi, 
Sekjen KAMMI UNISSULA Semarang, Mahasiswi semester V Fak. Ilmu Keperawatan.

0 Response to "UNISSULA, Kemarin, Hari ini dan Besok"

Posting Komentar