( oleh fahmiatul izzah)
“Hari esok tempatkan sesuatu pada tempatnya, tempatkan impiannmu dimasa depan, dan jadikan sejarah sebagai tempat mengukir masa depan”.
Saat kebanyakan manusia sasaran hidupnya adalah meraih masa depan. Disaat yang sama harus ada orang yang sasaran hidupnya adalah menggali sejarah dengan lebih dalam. Hari yang kita pijakkan kemarin adalah sejarah di hari ini, hari ini adalah sejarah yang terukir dimasa depan, dan arah masa depan kita.ditentukan oleh kepiawaian kita dalam melukis sejarah itu sendiri, maka lukislah sejarahmu dengan lukisan yang terindah.
Peradaban yang gemilang adalah peradaban yang tertranformasikan dari suatu sejarah besar, apa yang kita lakukan hari ini adalah karena dukungan sejarah , amalan dan ibadah kita hari ini kesemuanya bersumber dari sejarah, kita shalat pun karena dukungan sejarah. Sejarah yang bermuara pada kebenaran, dan sejatinya sumber dari segala sumber kebenaran sejarah adalah Al Quran sebab sepertiga dari kandungan Al-Quran adalah sejarah .
Saudaraku, Istiah sejarah sudah pasti tidak asing lagi ditelinga kita, bahkan kita sudah sering mendengarnya. Namun disini saya akan mengajak saudara sekalian untuk sedikit menelusuri, arti penting dari sebuah sejarah, harapannya semoga dapat membangkitkan kembali semangat kita untuk memperbanyak membaca sejarah, dan agar lebih mencintai sejarah sebagai pelajaran dalam
menyongsong peradaban Islam yang gemilang di tanah air dan seluruh jagat Raya ini.
Seperti pesan yang telah digumamkan oleh bapak proklamtor kita, Ir. Soekkarno beliau perna mengatakan “ Jangan sekali-kali meninggalakan Sejarah”
Pesan tersebut diungkapkannya dalam pidato terakhir pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966. Dan jelas mengisaratkan kepada generasi bangsa ini untuk kemudian memelihara aset sejarah kita, sejarah perjuangan para pejuang kita dan sejarah orang-orang yang syahid di jalan-Nya.
Dari definisi diatas telah jelas apa yang disebut dengan sejarah . Sejarah juga merupakan sebuah titik pemicu bagi kehidupan kita kedepan. ada hal yang harus kita perbaharui sebelumm kita menentukan bagaimana sejarah tersebut dapat terabadikan dengan indah dihari depan, dan jika kita ingin berkreasi dengan gratis, meliuk-liuk di kanca intelektual maka kuncinya adalah membaca/memahami sejarah.
Bahkan salah satu kriteria seoarang pemimpin besar adalah mereka yang bisa memahami sejarah dan mampu mengambil intisari yang terkandung dalam setiap kejadian besar dan hanya orang-orang yang berjiwa besarlah yang bisa melakukan hal besar tersebut.
Didalam Al-Qur’an hampir 30% nya berisi tentang sejarah, namun ini takkan bisa diketahui oleh orang yang enggan mempelajarinya, pun tidak akan di ketahui oleh mereka yang hanya membaca lafadznya saja , sebab kebanyakan dari kita hanya sibuk melafadzkanya tanpa mau memahami esensi dari Al-Quran itu sendiri. Tetapi ini bukanlah suatu kesahan yang amat besar bagi pemula.
Seperti yang ada dalam surat Al- Qasas ayat 7-13, didalam surat ini menceritakan kisah Nabi Musa as. Dicampakkan kedalam sungai Nil. Perhatikanlah penggalan kisah yang telah diabadikan dalam Al-Quran:
“Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya. Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari Para rasul.
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya Dia menjadi musuh dan Kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari.
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia Termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; Maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat Berlaku baik kepadanya?"
Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Al-Qashas : 7-13)
Selain sejarah yang di Bumikan dalam Al-Qur’an, kita juga harus mengetahui sejarah Nabi Muhammad Saw. bagaimana perjuangan beliau dalam berdakwah menyebarkan agama Islam baik penyebaran di Mekah maupun di Madinah, yang diawali dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun kemudian secara terbuka selama sepuluh tahun, jadi dakwah di Mekah selama tiga belas tahun dan dakwah di Madinah selama sepuluh tahun. Tepat satu tahun dalam kepemimpinan beliau di Madinah, beliau sudah mampu mengokohkan Madinah, membangun masjid, mempersaudarakan antara penduduk Anshar maupun penduduk Muhajirin, membuat perjanjian dengan Yahudi yang disebut dengan piagam Madinah, serta membangun kekuatan militer yang amat Arogan di zamannya.
Namun dibalik berdirinya negara Madinah, Baginda Nabi tidak sedikit menerima teror besar yang mengancam nyawanya, perilaku kebiadaban sudah menjadi serapan pagi baginya. Ia selalu dihina, dilempari batu bahkan kotoran sekalipun. Namun ketahuia beliau tetap sabar, beliau tetap bersikap lemah lembut, beliau tidak membalas perbuatan orang-orang yang membencinya.
Dahulu juga para sahabat Nabi harus sembunyi ketika hendak membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an adalah suatu perjuangan sengit yang sulit untuk ditunaikan, tidak selapang zaman sekarang, bersyukurlah bahwa di negeri ini kita masih leluasa untuk beribadah.
Nabi Muhammad Saw, juga mengajarkan kepada kita bagaimana rasa kebesaran hati mendarah daging pada setiap pribadi muslim. Memberi tampa paksaan, berdakwah tanpa mengeluh, berdawah tanpa takut akan resiko, dan menegakan Dien ini tanpa keraguan sedikitpun
Lihatlah Rasullah saw. seorang yang maksum yang telah dijamun oleh Allah Swt untuk masuk surganya Allah. Namun pertanyaannya kemudian, apakah beliu hanya berserah diri? Tanpa mau berjuang di jalan-Nya? Tanpa mengapgrade keimanan para sahabatnya? Tidak wahai saudaraku.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah : 214 yang artinya:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat..”
(Al-Baqarah: 214)
Lantas apa yang sudah kita perjuangkan untuk agama Islam??? padahal kita ingin dianggap dan diakui sebagai umatnya sehingga kita dapat mendapat syafaatnya dihari akhir. (ini adalah renungan untuk kita semua, terutama kepada diri saya pribadi).
Kembali kesejarah bahwa sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengambil motivasi & mutiara dalam sejarah . Dan sejatinya sungguh banyak sejarah yang tidak tertulis dalam Al-Qur’an, seperti halnya kehidupan Ibnu Sina seorang filosof yang telah menghasilkan banyak karya-karya besar
Ibnu Sina adalah salah seorang tokoh yang sangat terkenal dengan ilmu kedokterannya, beliau kerap dipanggil dengan nama Avicena. Beliau dianugrahkan oleh Allah berupa kecerdasan yang luar biasa. Namun ada beberapa kondisi pula yang mengharuskan ia lebih gigih untuk terus belajar, lihatlah ketika beliau membaca buku Aris Toteles karena satu kali beliau dalam membaca belum paham, maka beliau membacanya kembali sampai 40 kali. Padahal beliau, sudah diberi kecerdasan oleh Allah berupa kecerdasan otak. Tetapi ia tak segan untuk membaca sampai beliau paham. Dari kisah ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa janganlah kita mudah berputus asa, harusnyaa kita bersungguh-sungguh dalam melakukan segala sesuatu. Ketika kita bermimpi menjadi orang besar lagi berguna, bagi keluarga, masyarakat maupun negara maka wajib hukumnya bagi kita untuk belajar dari Sejarah. Dan masih banyak sejarah-sejarah lain yang belum kita ketahui, gunakanlah waktumu sebaik mungkin, perbanyaklah dalam membaca baik tentang buku peradaban Islam, buku tentang biografii cendikiawan, buku tentang politik, buku tentang motivasi, tentang novel serta masih banyak lagi. Karena membaca merupakan salah satu instrumen menambah wawasan kita dan kunci untuk menyongsong peradaban. Allahu akbar..!
Saudaraku, pengetahuan seperti ini tidak akan kita dapatkan, tatkala kita tidak membaca sejarah, tatkala kita hanya berdiam diri di kamar , tatkala kita hanya menunggu datangnya sang ilmu, untuk itu saudarku jemputlah ia , bangkitkan kemauan dari dalam diri kita untuk kemudian rajin membaca , jangan hanya sekedar mendengar kata sejarah, sedangkan kita enggan membacanya. Dan yang terpenting bahwa hendaknya kita bisa mengambil motivasi dan pelajaran yang ada dalam sejarah-sejarah itu. Semoga kita semua tergolong dalam barisan orang-orang yang berlomba dalm kebaikan Fastabikul khairats, Insya Allah...
Wallahu a’lam.....!
0 Response to "MUTIARA DALAM SEJARAH "
Posting Komentar