Tantangan itu Menguatkan Kita...!!!
Oleh : MUHAMMAD AL-FATEH
Kebaikan itu sulit. Inilah tantangan bagi seluruh aktivis dakwah dalam memulai perbaikan disekelilingnya. Mereka akan menemukan hambatan-hambatan internal dan eksternal yang menjadi duri dalam menjalankan amanah dakwah. Tantangan yang muncul bahkan melenyapkan semangat dan meredupkan keyakinan. Tidak sedikit pula menjebak setiap manusia di dalam perpecahan hingga mendatangkan kehancuran. Perang Unta di zaman Khalifah Ali masih menyayat sejarah peradaban kelam Umat Islam yang disebabkan fitnah musuh-musuh Islam yang menyusup ke dalam Pasukan Ali dan Aisyah.
Akan tetapi tantangan tetaplah tantangan. Dia akan tetap menjadi parameter kualitas kaum muslimin. Tantangan tetaplah menjadi alat yang paling ampuh mengukur kesabaran seorang hamba terhadap hiruk pikuk masalah dakwah yang diembanya. Karena ia menjadi hiasan para pembawa kebaikan dunia sekaligus pencipta tokoh-tokoh besar yang akan selalu dikenang dunia. Tantangan telah menguatkan Nabi Yunus dikegelapan Perut Ikan Paus yang menelanya. Bukhari dengan perjalanannya untuk mencari Hadist Shahih hingga mampu menerangi dunia dengan shahih Bukhari ciptaanya. Begitu pula Thomas Alva Edison dengan 1000 kali percobaan lampunya. Tantanganlah yang menempa Rasullulah SAW yang tidak mampu membaca lagi yatim menjadi panutan manusia. mereka manusia biasa yang hidup biasa-biasa namun memiliki keyakinan yang luar biasa dalam merubah paradigma hidupnya.
Itulah kesabaran yang berbuah karunia dan selalu mengharu biru di sanu bari setiap aktivis dakwah. Allah melalui Al-Quran berpesan:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (Q.S Ali Imran: 200).
Tantangan ialah Sunnatullah!
Bila menelitik lebih mendalam, tantangan ialah sunnatullah. Allah memberikan hadiah yang berharga berupa syurganya yang indah disetiap hamba yang mampu melewatinya. Pola pikir yang harus diyakini bahwa tantangan bukanlah masalah atau azab yang menimpa setiap pergerakan aktivis dakwah. Ia menjadi ciri khas dari setiap pola kebaikan dalam mambangun pondasi peradaban . Tantangan menjadi sunnatullah karena lawan darinya ialah kejahatan yang selalu tidak senang dengan kebaikan-kebaikan yang dimunculkan. Untuk itu diperlukan usaha yang luar biasa dan bercita rasa inovatif dan kreatif dalam pergerakanya.
“Jika Hasil yang didapatkan biasa-biasa saja ataukah terjadi kejenuhan, maka ubahlah caranya” (Mario Teguh).
Diperlukan langkah-langkah inovatif dan kreatif untuk membuat cita rasa baru dalam menghindari kejenuhan. Hal ini memunculkan keadaan yang berbeda namun tidak menghilangkan substansi dari misi dakwah yang diinginkan. Untuk menarik kecintaan terhadap Islam maka Sunan Kali Jaga menjadikan wayang sebagai sarana dakwah . Di zaman Nabi juga kita mendengar syair yang selalu menguatkan kecintaan terhadap Rasul yang dibuat oleh Al-Barzanji. Langkah ini mutlak diambil agar selalu ada sentuhan-sentuhan baru dalam setiap pergerakan dakwah yang akan dilakukan.
Kerja keras dalam dakwah ialah kemuliaan...!
Dalam menciptakan inovasi dan kreativitas memerlukan langkah yang cerdik hingga membutuhkan kerja-kerja yang tidak biasa. Inilah pola hidup aktifis dakwah yang harus selalu siap bekerja karena cinta dengan agamanya. Tidaklah mengherankan kalau Umar bin Khattab berkata:
“Jadilah Engkau seperti Rahib di malam hari
dan Jadilah Engkau seperti Penungang kuda di siang hari” (Umar Bin Khattab).
Rahib ialah simbol kesederhanaan dan ketundukan beribadah kepada Allah, namun diselaraskan dengan kerja keras untuk menguatkan setiap misi dakwah. Ciri khas ini menjadi subtansi pola gerak KAMMI dalam meyakini dan membuat pola dakwah yang massif. Akan tetapi untuk mebentuk pola kerja yang sistemik tidak hanya bersifat work holic. Namun, sistem manajerial perlu menjadi kontroling untuk menyelaraskan setiap program yang akan dilakukan. Untuk membangun sistem itu diperlukan komunikasi yang intens dan bersifat normatif agar hierarki organisasi berjalan maksimal. Teori Organisasi John F. Terry yakni PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLLING (POAC) kiranya diperlukan untuk menjadi bumbu-bumbu baru dalam melahirkan cita rasa dakwah yang harmoni.
Harmonitas dakwah ialah cita-cita yang dihasilkan dengan kerja keras yang merupakan simbol kemuliaan iman di dalam hati.
0 Response to "Edisi - 08"
Posting Komentar