Selamat Datang Di Blog KAMMI UNISSULA


TIRAI DI BALIK PEMBOIKOTAN
oleh fahmiyatul Izzah


Jangan sekala-sekali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman.(Al-Hijr: 88)
            Abdul Karim Al-Khathib berusaha melukiskan seseorang yang beriman, yang menurutnya bagaikan keadaan seseorang yang sedang mendayung perahu di tengah samudra dengan ombak dan gelombangnya yang dasyat lagi bergemuruh. Nun jauh di sana, tampak pulau yang dituju. Pada saat berada ditengah samudra itu, pasti timbul dalam benak si pendayung, suatu ketidak pastian atau keraguan yang menimbulan tanda tanya. Dapatkan tiba di pulau yang situju itu?

            Pemboikotan adalah larangan yang diberikan oleh orang-orang musyrik terhadap Bani Hasyim dan Bani Al-Muthalib. Pemboikotan ini terjadi karena rasa keputus asaan orang-orang musyrik untuk membunuh Rasulullah saw. Pemboikotan ini terjadi selama 3 tahun dan terjadi dengan sangat ketat. 

Sehingga pada tahun ke-3 dari pihak Bani Al-Muthalib cadangan dan bahan makanannya sudah habis. Sementara orang-orang musyrik tidak membiarkan bahan makan yang masuk ke Mekkah atau barang yang hendak dijual melainkan mereka langsung memborong semuanya, hingga keadaan Bani Hasyim  dan Bani Al-Muthalib benar-benar mengenaskan dan kelaparan. Akhirnya, mereka hanya bisa memakan dedaunan dan kulit binatang. Sampai-sampai tidak jarang terdengar suara wanita dan anak-anak merintih karena kelaparan dari kaum perkampungan Abu Thalib. Kalaupun ada bahan makanan yang bisa masuk, maka itu dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi, dan mereka tidak bisa keluar dari perkampungan untuk membeli segala keperluan kecuali pada bulan-bulan suci. Mereka bisa membeli bahan kebutuhan dari kafilah yang datang dari luar Mekkah. Tapi jika sudah jatuh ke tangan penduduk Mekkah, harganya melambung tinggi, sehingga mereka tidak sanggup membelinya.

Ukhtifilah yang dirahmati Allah...cobalah resapi betapa stragisnya pemboikotan yang dilakukan oleh orang-orang kafir quraiys. Dan lihatlah berapa lama mereka diboikot. Apakah mereka menyerah begitu saja. Dimanakah pertolongan Allah...mengapa mereka dibiarkan begitu saja...??? (merenunglah).
Coba lihatlah negeri palestina saat ini. Negeri yang penuh dengan serangan dan gempuran. Orang-orang yang disana harus menghadapinya dengan penuh kesabaran. Peristiwa ini hampir seperti peristiwa pemboikotan tatkala itu namun beda konteks. Suara bom sudah menjadi pendengaran faforit mereka. Anak kecilpun ikut menjadi korbannya. Yang mana harusnya ia dapat merasakan betapa bahagianya masa-masa bermain itu, namun kini anak-anak tersebut harus rela menukarkan momen tersebut dengan sesuatu yang sangat tragis, menyakitkan dan penuh dengan tangisan. Bahkan jeritan tak henti-hentinya keluar dari mulut mereka. Karena serangan yang dilemparkan oleh pihak israil. Sehingga dalam usia yang anak-anak ini mereka dituntut untuk berani maju ke medan perang. Maju berhadapan dengan tentara israil yang sangat kejam tersebut. Bahkan tak jarang dari mereka yang orang tuanya masih lengkap, terkadang malah sudah tidak punya orang tua sama sekali. Sungguh sesuatu yang sangat memilukan. Darah merupakan lukisan yang tidak asing lagi dimata. Terhindar dari itu adalah sebuah kemenangan.

Dimana umat islam yang lain....???? Apakah kita akan tetap berdiam diri melihat hal tragedi yang memilukan tersebut. Sedangkan umat islam itu ibarat satu tubuh, satu bangunan. Jika kaki luka maka mata akan mengeluarkan air mata, begitu juga dengan bangunan, terhilang satu bata saja maka bangunan itu akan roboh tak dapat berdiri tegap. Setidaknya jika kita tidak ingin terjun kedalamnya, membantu sesuai dengan kapasitas kita.

Ada satu langkah untuk membantu anak-anak tersebut. Langkah ini sangat mudah dan sering kali umat islam menyepelekannya. Padahal dampak yang diakibatkan sangat besar. Yaitu dengan cara memboikot produk israil. Menurut Muhammad Ali Alala teman kelas saya manyontohkan, misalnya sebuah sempel 100 orang muslim dengan pemboikotan 1 peoduk israil maka akan merugikan mereka sekitar kurang lebih 300.000.000 juta. Itu saja baru 100 orang bayangkan saja jika lebih. Itupun juga baru satu produk, gimana kalau lebih dari satu produk. Namun kebanyakan umat islam tidak menyadarinya dan mengesampingkan, bahkan meremehkannya hal kecil ini. Memang kita tidak akan terkena imbasnya, namun anak-anak yang disana akan merasakan akibatnya. 300.000.000 juga digunakan untuk membeli peluru dan untuk menyerang dan mengebom mereka. Bahkan mereka tak mau padang bulu dan tak akan melihat apakah mereka anak-anak atau tidak. Jika kalau kita mengetahui teori perang, para wanita dan anak-anak itu tidak boleh diserang. Lantas masihkah kita mau mengabaikan hal yang kecil ini yang ternyata setelah kita ketahui berdampak besar akibatnya. 

Jika kalian termasuk umat islam yang punya rasa simpati dan berniat membantu mereka. mudah caranya bahkan kita tak harus turut turun kedalam medan. Kita cukup berhati-hati dalam memilih dan membeli produk. Walaupun produknya yahudi sudah marak di manapun tempat, setidaknya kita bisa menghindari minimal satu produk saja. Gak sulitkan....mudahkan.....

Apakah pemboikotan ekonomi itu boleh dilakukan???? Menurut Yusuf Qardawi pemboikotan itu boleh. Karena pemboikotan itu sama halnya dengan jihad. Pemboikotan  merupakan bentuk pembalasan terhadap kebengisan dan kekejaman Israil. 

Mengapa Allah membiarkan Bani Hasyim dan AL-Muthalib diboikot selama 3 tahun. Sebab manusia itu memiliki sifat mukallaf. Yaitu manusia yang siap untuk dibebani. Begitu juga apa yang sedang terjadi di palestina. Seperti itulah perjalanan keimanan. Apakah kita akan tetap bertahan walaupun badai besar menerjang diri kita??? dan seberapa besarkan kesabaran diri kita dalam memperjuangkan untuk dapat sampai ke pulau tujuan.



0 Response to " "

Posting Komentar